Kamis, 10 Maret 2011

Lele Sangkuriang Alternatif Kualitas di Tanah Priangan

Lele sangkuriang, namanya berkibar seiring dengan turunnya pamor lele dumbo di lingkup Jawa Barat. Sebagian kalangan menyebutkan berkibarnya lele sangkuriang ini dikarenakan kualitasnya yang lebih baik daripada lele dumbo yang ada saat ini. “Benih lele dumbo yang ada di Jawa Barat saat ini telah mengalami penurunan kualitas,” demikian kata Nashrudin, salah satu pembenih lele sangkuriang yang telah mendapatkan sertifikasi dari BBAT (Balai Budidaya Air Tawar) Sukabumi. Penurunan kualitas benih lele dumbo yang ada di pembudidaya diakibatkan tidak adanya pengelolaan induk yang baik sehingga terjadi perkawinan sekerabat (inbreeding).

Sangkuriang Vs DumboKeunggulan lele sangkuriang dibandingkan dengan lele dumbo diantaranya adalah fekunditas telur yang lebih banyak, yaitu mencapai 60.000 butir dengan derajat penetasan telur di atas 90%, sedangkan lele dumbo hanya 30.000 butir dengan derajat penetasan hanya 80%. Untuk karakter pertumbuhan, panjang rata-rata benih lele sangkuriang umur 26 hari dapat mencapai 3 “3 5 cm, sedangkan lele dumbo hanya 2 “3 3 cm. Keunggulan paling penting adalah nilai FCR (Feeding Convertion Rate) lele sangkuriang, yang berada pada kisaran 0,8 “3 1, sementara untuk lele dumbo nilai FCR-nya lebih dari satu. Lele sangkuriang juga relatif lebih tahan terhadap penyakit.
Pada dasarnya lele sangkuriang merupakan keturunan dari lele dumbo. Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan hasil dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6). Induk inilah yang dinamakan “9lele sangkuriang”9. Dengan adanya perbaikan genetik ini diharapka benih-benih yang dihasilkan oleh lele sangkuriang ini dapat mempunyai kualitas yang unggul.
Lebih Menguntungkan“Usaha lele sangkuriang lebih menguntungkan, jika dibandingkan dengan lele dumbo biasa,” kata Haji Cecep, pemilik usaha pembesaran lele sangkuriang. Benih lele sangkuriang dengan ukuran 7 “3 8 cm hanya memerlukan waktu 58 hari untuk mencapai panen, sedangkan untuk lele dumbo dapat mencapai tiga bulan. Untuk ukuran kolam 100 m2 dapat ditanami benih sebanyak 10.000 ekor, yang artinya padat tebarnya dapat mencapai 100 ekor per m2. “Jika tinggi air kolamnya mencapai 1,2 meter, maka padat tebarnya dapat mencapai 125 ekor per-m2,” tambah Nashrudin.
Secara garis besar jenis pakan untuk lele sangkuriang dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis pakan apung dan pakan tenggelam. Jika membudidayakan 10.000 ekor maka dibutuhkan pakan sebanyak satu ton yang terdiri atas 300 kg pakan apung dan 700 kg pakan tenggelam, sehingga diperoleh FCR sebesar satu. “Sebetulnya bisa saja kita pakai pakan apung semua, tapi harganya mahal,” kata Haji Hasan Ajis, satu lagi pemilik usaha pembesaran lele sangkuriang. Pakan apung diberikan selama kurang lebih 25 – 30 hari sejak benih lele sangkuriang dimasukkan ke kolam pembesaran. Selanjutnya diberikan pakan tenggelam sampai dengan panen.
Ditanya soal pemasaran, Haji Cecep tak khawatir, “Permintaan untuk Bogor masih cukup besar, sehingga kita tidak terlalu sulit mencari pasar pada saat akan panen”. Harga jual lele saat ini cukup bagus, untuk ukuran 7 “3 8 ekor per kg mencapai Rp 8.000 per kg. Lele memang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan ikan lainnya. Jika ikan yang lain semakin besar ukurannya, maka semakin mahal harganya. Tetapi tidak demikian untuk lele, jika terlalu besar maka harganya justru menjadi lebih murah.
Dalam satu kali siklus tanam dengan jumlah benih 10.000 ekor biasanya diperoleh hasil sebesar satu ton. Angka ini merupakan hasil yang cukup baik. Dari hasil tersebut petani dapat memperoleh keuntungan sebesar 700 ribu sampai 800 ribu rupiah. Dan dalam satu tahun biasanya petani lele sangkuriang dapat menanam sebanyak 3 “3 4 kali siklus dalam satu kolam.
Kendala BenihKetersediaan benih menjadi kendala utama pada usaha ini. “Permintaan benih lele sangkuriang sebetulnya banyak, tetapi saya sering tidak bisa untuk menyanggupinya,” ungkap Nashrudin. Untuk memenuhi kebutuhan anggota kelompoknya saja dia harus menyediakan benih sebanyak 200 ribu ekor, belum lagi permintaan dari luar Bogor. Terkadang mereka harus menunggu dua sampai tiga bulan baru bisa mendapatkan. Jumlah permintaan benih dapat mencapai 500.000 ekor setiap bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar